Publikasi pada Jurnal HAYATI Edisi Khusus Nomor 3E, Desember 2009
Abstract
In knowledge age, 21st century, it is required to have high quality human resources with high intellectual ability. It requires solution which can overcome the living problems, especially the problem of environment and biodiversity. The purposes of this research is to know the effect of STAD learning strategy toward the cognitive achievement of biology in biodiversity concept. This quasi experimental research was to implement STAD conducted by using pretest-postest non-equivalent control group design were implemented in the even semester academic year 2008/2009 in Kota Metro. Based on data analysis and research discussion, the conclusion can be formulated that there was an effect of STAD towards the cognitive achievement of biology in biodiversity concept. The researcher suggests that teachers need to implement STAD in biology learning. Empower the students ability through STAD learning strategy causing the scaffolding of higher ability towards lower ability students’, so lower ability students’ achievement equal with higher ability students’, especially in biodiversity concept.
Pengantar
Upaya meningkatkan kualitas pendidikan tidak lepas dari upaya memberdayakan potensi siswa sebagai peserta didik dan sebagai masyarakat belajar sebagaimana diamanatkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa tujuan pendidikan nasional, yaitu mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab (Depdiknas, 2003). Pembelajaran biologi yang dilaksanakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal harus mampu meningkatkan pemahaman, aktivitas, dan kreativitas siswa secara keseluruhan, sehingga siswa semakin peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup dan keanekaragaman hayati yang saat ini semakin mengalami degradasi akibat ulah manusia yang tidak bertanggung jawab. Kondisi ini akan semakin parah bila siswa sebagai generasi penerus bangsa tidak dibekali pemahaman yang maksimal mengenai kondisi keanekaragaman hayati yang saat ini kelestariannya semakin mengkhawatirkan.
Tinjauan terhadap kenyataan dan fakta empirik di Kota Metro yang dilakukan Muhfahroyin (2008) menunjukkan bahwa pendidikan belum mencapai keberhasilan yang memadai dilihat dari proses maupun hasil belajar. Hasil survei menunjukkan 54,2% guru biologi di Kota Metro menyatakan belum memahami pembelajaran yang berorientasi konstruktivisme, 62,5% guru belum mengaplikasikan pembelajaran yang berorientasi konstruktivisme dan belum mengetahui pergeseran paradigma teaching menjadi ke learning, metode ceramah masih mendominasi proses pembelajaran dengan persentase guru yang menggunakan adalah 50%, pola pembelajaran teacher centered masih sangat kuat, masih terdapat 33,3% guru yang belum mengembangkan keterampilan proses bagi siswa, kemampuan berpikir masih dalam kategori rendah seperti menghafal konsep-konsep dari textbook yang diberikan oleh guru.
Tinjauan terhadap kenyataan siswa SMA di Kota Metro menunjukkan bahwa hasil belajar konsep keanekaragaman hayati masih rendah, dari keseluruhan siswa belum mencapai 75% yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM), bahkan ketuntasan klasikal hanya tercapai 54%, padahal guru secara umumnya telah mengembangkan analisis KKM dengan memperhatikan aspek-aspek penentuan KKM yang meliputi kompleksitas, daya dukung (fasilitas), dan intake siswa (Muhfahroyin, 2008). Guru belum memberdayakan potensi siswa sebagaimana amanat tujuan pendidikan nasional. Berdasarkan kenyataan pendidikan nasional dan khususnya pendidikan di Kota Metro tersebut, maka diperlukan upaya untuk mengkaji strategi pembelajaran sebagai salah satu komponen pembelajaran. Salah satu strategi pembelajaran yang berorientasi konstruktivistik dan learning community tersebut adalah cooperative learning (Slavin 1995; Arends, 2004).
Disampaikan oleh Slavin (1995) bahwa dengan cooperative learning, siswa melakukan belajar bersama menuntaskan materi dan saling berbagi pemikiran. Ditambahkan oleh Johnson dan Johnson (1997) dan Ibrahim et al (2000) bahwa dengan cooperative learning akan melatih kebersamaan siswa dalam keberagaman dan keterampilan sosial. Disampaikan oleh Lord (2001) bahwa dengan cooperative learning meningkatkan kemampuan berpikir sains biologi siswa, sikap, evaluasi, keterampilan sosial, dan keterampilan prakstis. Selqanjutnya dinyatakan bahwa strategi cooperative learning sangat berpotensi memberdayakan pamahaman konsep dan kemampuan berpikir siswa berkemampuan akademik rendah dibanding yang tinggi.
Strategi cooperative learning memiliki bermacam-macam tipe yang dapat diadopsi, diadaptasi, dan dikembangkan, di antaranya Student Teams Achievement Divisions (STAD). Cooperative learning tipe STAD merupakan tipe cooperative learning yang sederhana dan akan sangat membantu bagi guru yang belum terbiasa mengaplikasikan cooperative learning (Slavin, 1995). Hal ini sangat membantu guru menuju pergeseran filosofi dari behavioristik menjadi konstruktivistik. Strategi STAD, dalam aplikasi sintaksnya memiliki komponen presentasi kelas, kerja kelompok, pengembangan individu, dan evaluasi (Slavin, 1995).
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa dengan strategi STAD, membantu siswa meningkatkan prestasi belajar, minat, aktivitas belajar, motivasi dan kerjasama anggota dalam kelompok, memudahkan pemecahan masalah baik dalam pembelajaran sains maupun pembelajaran sosial (Ismail, 2005; Anwar, 2006, dan Basoeki, 2007). Dibandingkan dengan pembelajaran konvensional dan beberapa strategi lainnya, STAD memberikan pengaruh yang lebih baik (Sa’adah, 2003; Ismail, 2005; dan Basoeki, 2007). Berdasarkan rasionalitas strategi STAD tersebut, maka dilakukan penelitian yang mengaplikasikan STAD untuk mengetahui pengaruhnya terhadap hasil belajar kognitif biologi konsep keanekaragaman hayati.
Metode
Rancangan penelitian ini adalah kuasi eksperimen pretest-postest nonequivalent control group design. Rancangan eksperimen disajikan dalam Tabel 1.
Tabel 1 Rancangan eksperimen
Pretes Kelompok Postest
T1 X1 T2
T3 X2 T4
Keterangan:
T1,T3 adalah nilai pretes.
T2,T4 adalah nilai postes.
X1 adalah strategi STAD
X2 adalah strategi konvensional
Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMA negeri dan swasta di Kota Metro Tahun Pelajaran 2008/2009. Sampling dilakukan dengan stratified sampling untuk menentukan sekolah dan kelas yang digunakan sebagai tempat penelitian, sehingga diperoleh 2 (dua) SMA, meliputi 1 (satu) SMA negeri dan 1 (satu) SMA swasta. Setiap SMA diambil dua kelas, sehingga diperoleh 2 (dua) kelas di SMA negeri dan 2 (dua) kelas di SMA swasta. Masing-masing kelas di SMA negeri digunakan untuk skenario pembelajaran STAD dan konvensional. Demikian juga untuk sekolah swasta. Jumlah sampel 144 siswa. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Kota Metro pada semester genap Tahun Pelajaran 2008/2009. Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel terikat dalam penelitian ini adalah tes yang digunakan untuk memperoleh data hasil belajar konsep keanekaragaman hayati.
Pengumpulan data dilakukan dengan pretes dan postes. Data dianalisis dengan analisis kovariansi (Anakova), uji lanjut dilakukan dengan uji beda Least Significances Different (Sujana 1994; Winarsunu, 2007). Analisis statistik dibantu dengan software SPSS 14 for Windows, dilakukan dengan taraf signifikansi 0,05 (p<0,05). Sebelum dilakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat normalitas dan homogenitas data.
Hasil
Rata-rata skor hasil belajar pretes dan postes beserta kategorinya dapat dijelaskan sebagai berikut. Rata-rata skor hasil belajar pretes pada semua kelompok subjek penelitian termasuk pada kategori kurang. Kelompok tersebut yaitu, strategi STAD dan konvensional. Rata-rata skor tes hasil belajar kognitif biologi postes kelompok subjek pada interaksi STAD dengan kemampuan atas termasuk kategori sangat baik, sedangkan untuk interaksi STAD dengan kemampuan bawah termasuk kategori baik. Rata-rata skor tes hasil belajar kognitif biologi postes kelompok subjek pada interaksi strategi konvensional dan kemampuan atas termasuk kategori baik, demikian pula interaksi strategi konvensional dan kemampuan bawah juga termasuk kategori baik. Rata-rata skor hasil belajar kognitif dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1 Rata-rata Skor Hasil Belajar
Keterangan:
A = STAD (S) E = Interaksi S - KA
B = Konvensional (K) F = Interaksi S - KB
C = Kem. Atas (KA) G = Interaksi K - KA
D = Kem. Bawah (KB) H = Interaksi K - KB
Rata-rata skor hasil belajar kognitif siswa pada STAD lebih tinggi pada strategi konvensional. Apabila dinyatakan dalam persen, pembelajaran biologi dengan STAD memiliki rata-rata skor hasil belajar kognitif terkoreksi 16,35% lebih tinggi bila dibandingkan dengan pembelajaran biologi menggunakan strategi konvensional. Ringkasan hasil uji anakova dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Ringkasan Hasil Uji Anakova
Source Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 6704.511(a) 4 1676.128 57.360 .000
Intercept 7553.850 1 7553.850 258.505 .000
Pretes_HB 350.483 1 350.483 11.994 .001
Strategi 6078.534 1 6078.534 208.017 .000
Error 2542.253 87 29.221
Total 481923.322 92
Corrected Total 9246.765 91
Pembahasan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan strategi STAD berpengaruh nyata terhadap hasil belajar kognitif siswa. Siswa yang belajar dengan strategi STAD mengalami peningkatan rata-rata skor hasil belajar kognitif lebih tinggi dibanding siswa yang belajar dengan strategi konvensional. Peningkatan hasil belajar kognitif dapat dilihat dari peningkatan rata-rata skor hasil belajar kognitif sebelum perlakuan (pretes) dibandingkan rata-rata skor hasil belajar kognitif setelah perlakuan (postes). Bila diungkap pada rata-rata skor terkoreksi, maka siswa yang belajar dengan STAD lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang belajar dengan strategi konvensional.
Hasil penelitian ini menguatkan penelitian sebelumnya, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Ismail, 2005; Anwar, 2006, dan Basoeki, 2007. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran dengan strategi STAD dapat meningkatkan pemahaman siswa. Peningkatan rata-rata skor hasil belajar kognitif ini tidak terlepas dari karakteristik sintaks strategi STAD yang telah dikembangkan oleh penemunya dan diadaptasi dalam penelitian ini.
Pembelajaran yang dilaksanakan dengan STAD menekankan penyampaian materi yang dilakukan oleh guru dalam kelas yang dilanjutkan dengan kerja kelompok siswa. Anggota kelompok bekerja sama menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran yang lain untuk menuntaskan materi pembelajaran dan kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami materi pembelajaran melalui tutorial, kuis atau melakukan diskusi. Pembelajaran ini memiliki beberapa perspektif yang dapat dikembangkan, yaitu perspektif motivasi, sosial, kognitif, elaborasi kognitif, dan psikologis (Slavin, 1995; Arends, 2004). Proses pembelajaran dengan STAD ini juga sesuai dengan paradigma pembelajaran konstruktivistik yang menekankan pengembangan kemampuan siswa dalam menemukan jawaban atas permasalahan yang sedang dikaji (Nur, 2000).
Rata-rata skor hasil belajar kognitif siswa pada interaksi STAD dengan kemampuan atas lebih tinggi 1,34% dibanding rata-rata skor hasil belajar kognitif siswa pada interaksi STAD dengan kemampuan bawah. Rata-rata skor hasil belajar kognitif siswa pada interaksi strategi konvensional dengan kemampuan atas lebih tinggi 1,67% dibanding rata-rata skor hasil belajar kognitif siswa pada strategi konvensional dengan kemampuan bawah. Rata-rata skor hasil belajar kognitif siswa pada strategi STAD mampu meningkatkan pemahaman siswa mengenai konsep keanekaragaman hayati. Rata-rata skor hasil belajar siswa berkemampuan atas yang belajar dengan STAD lebih tinggi 16,35% dibanding skor hasil belajar siswa berkemampuan atas pada strategi konvensional. Hal ini menunjukkan bahwa strategi STAD dengan implementasi menurut sintaksnya mampu meningkatkan pemahaman siswa pada konsep keanekaragaman hayati.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa strategi STAD mampu meningkatkan pemahaman siswa mengenai konsep keanekaragaman hayati. Rata-rata skor siswa yang belajar dengan STAD lebih tinggi 16,35% dibanding strategi konvensional. Oleh karena itu, peneliti menyarankan agar guru biologi SMA, terutama di Kota Metro mengimplementasikan strategi STAD dalam pembelajaran biologi untuk meningkatkan pemahaman siswa pada konsep keanekaragaman hayati.
Kepustakaan
Allen, D. and Tanner, K. 2002. Approaches in Cell Biology Teaching. Journal The American Society for Cell Biology. 1(3-5) 3-5.
Anwar. 2006. Penggunaan Peta Konsep melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) untuk Meningkatkan Proses, Hasil Belajar dan Respon pada Konsep Ekosistem Siswa Kelas X SMAN 8 Malang. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang.
Arends, R.I. 2004. Learning to Teach. Sixth Edition. New York: Mcgraw Hill.
Basoeki, H.M.S. 2007. Pengaruh Pemberian Tugas Autentik Klasikal dan Non-Klasikal dalam Strategi Kooperatif STAD dan GI terhadap Pencapaian Kompetensi Biologi Peserta Didik Kelas XI SMAN di Kota Malang yang Berkemampuan Akademik Berbeda. Disertasi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang.
Depdiknas. 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003. Jakarta: Depdiknas.
Ibrahim, M., Rachmadiarti, F., Nur, M., Ismono. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA-University Press.
Ismail. 2005. Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Model STAD dan STM terhadap Hasil Belajar Biologi SMA Negeri 1 Samudra Kabupaten Aceh Utara. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang.
Johnson, D., Johnson, R., and Stanne, M.B. 2000. Cooperative Learning Methods: A Meta-Analysis. Minneapolis: University of Minnesota.
Lord, T.R. 2001. Reasons for Using Cooperative Learning in Biology Teaching. The American Biology Teacher, 63(1), 30-36.
Muhfahroyin. 2008. Profil Guru Biologi SMA Kota Metro dan Karakter Pembelajarannya. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 15(2): 196-202
Nur, M. 2000. Pengajaran Berpusat kepada Siswa dan Pendekatan Konstruktivis dalam Pengajaran. Surabaya: UNESA-University Press.
Sa’adah, A. 2003. Efektivitas Pembelajaran Kooperatif Model STAD terhadap Prestasi dan Aktivitas Belajar Siswa Kelas I SMUN 8 Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang.
Slavin, R.E. 1995. Cooperative Learning; Theory, Research, and Practice. Massachusetts: Allyn and Bacon.
Sujana, N. 1994. Desain dan Analisis Eksperimen. Bandung: Tarsito.
Winarsunu, T. 2007. Statistik dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan. Malang: UMM Press.
Sumber: Muhfahroyin
Dosen: UM Metro Lampung
Sumber: Muhfahroyin
Dosen: UM Metro Lampung
0 komentar:
Posting Komentar